Apa saja material yang eco-friendly? Bagaimana pakaian atau kain tertentu dapat masuk dalam lingkup sustainable fashion? Kali ini, The Bespoke Fashion Consultant menjabarkan bahan pakaian yang dapat Anda pertimbangkan baik sebagai desainer mode maupun konsumen untuk berpartisipasi dalam rangka pelestarian alam.
Linen Murni (Pure Linen)
Linen adalah salah satu bahan pakaian tertua dalam sejarah peradaban manusia. Terbuat dari serat tumbuhan rami (boehmeria nivea) dan batang tumbuhan flax/linseed (linum usitatissimum), material ini sangat ramah lingkungan karena dalam prosesnya membutuhkan air dalam jumlah rendah. Secara alami, bahan linen memiliki berbagai kelebihan sebagai esensi kebutuhan adaptasi manusia. Karakteristiknya yang kuat, halus dan lentur membuatnya awet serta nyaman dipakai. Pada cuaca panas, linen relatif dingin dan segar. Sebaliknya saat suhu sangat rendah, linen mampu menyimpan panas tubuh sang pemakai. Material yang konon sudah ada sejak 30.000 tahun lalu ini juga memiliki antiseptik natural, sehingga anti bakteri dan virus serta menangkal sejumlah serangga. Bagaimanapun, linen tetap punya kekurangan: harga yang cukup mahal karena tanaman asalnya yang sulit dipanen serta mudah berkerut atau lecek sehingga agak sulit untuk dijadikan businesswear dan busana pesta formal.
Katun Organik (Organic Cotton)
Sama seperti katun pada umumnya, katun organik terbuat dari tanaman dalam marga gossypium. Yang membuatnya berbeda adalah pemeliharaan tumbuhannya yang tidak menggunakan pestisida dan pupuk sintetis sehingga memiliki kebutuhan air yang jauh lebih sedikit. Dengan demikian, 95% penggunaan air pada tanaman kapas berasal dari hujan dan air yang tersimpan di dalam tanah pada ladang tersebut. Absennya pestisida juga mengurangi emisi polusi dan efek rumah kaca hingga 98% ketimbang bahan katun pada umumnya. Pemeliharaan khusus ini tentu membuat katun organik memiliki harga yang relatif lebih tinggi. Katun organik murni tanpa campuran juga nyaman dipakai dan tidak memicu keringat berlebih. Bagi para desainer dan pemilik label, katun organik memiliki sebuah keuntungan yaitu sifat bahan tekstil yang cenderung versatile.
Tencel
Tencel adalah label tekstil rilisan perusahaan Lenzing AG berbasis di Vienna, Austria, terbuat dari lyocell dan modal. Keduanya adalah serat selulosa berasal dari pemisahan bubur kayu (wood pulp). Lewat berbagai prosedur dan tahap, bahan berlabel Tencel mengurangi pencemaran dan emisi hingga 99% dibanding pembuatan tekstil konvensional. Material ini menjadi populer karena melakukan kolaborasi khusus dengan berbagai desainer dan label pakaian terkemuka. Selain nyaman dipakai, Tencel memiliki berbagai kelebihan menarik yang mampu menunjang kebutuhan kreatif para desainer. Beberapa di antaranya adalah: eksplorasi bahan pakaian untuk olahraga serta kemungkinan injeksi warna pada dua sisi kain, sehingga pakaian yang dihasilkan dapat memiliki dua warna atau motif berbeda pada masing-masing sisinya. Sama seperti linen dan katun organik, Tencel memiliki kekurangan pada harganya yang tinggi. Selain itu, Tencel tidak bisa menjamin seratus persen pakaian jadi yang dihasilkan para kliennya ramah lingkungan, mengingat belum ada supervisi khusus pada tahap produksi lanjutan. Bagaimanapun, Tencel sedang berusaha untuk bisa berada di tahap itu.
Rayon Bambu (Bamboo Rayon)
Serat yang dihasilkan dari tanaman bambu dapat diolah menjadi berbagai jenis kain, di antaranya katun, linen dan rayon. Pemeliharaan pohon bambu sejatinya sangat mudah karena tidak memerlukan banyak air, hampir tidak membutuhkan pupuk sama sekali, mengalami proses pertumbuhan yang cepat dan tidak perlu ditanam ulang. Sejak proses penanaman hingga panennya, pohon bambu jauh lebih sustainable ketimbang pohon penghasil serat kain yang lain, seperti katun dan flax. Pohon bambu yang memiliki banyak daun juga turut membantu menaikkan kadar oksigen di dunia secara general. Sayangnya, proses standar pengolahan dari pohon bambu menjadi serat lalu menjadi kain membutuhkan berbagai proses fisika dan kimia yang justru kurang atau tidak ramah lingkungan. Mengantisipasi itu semua, berbagai perusahaan rayon dan penelitian tekstil secara konstan mengembangkan teknologi guna menimimalisir atau bahkan menghilangkan ekses produksi serat dan kain rayon bambu. Hasilnya, ada banyak produsen tekstil rayon yang lulus dalam uji coba sertifikasi eco-friendly. Bahan bamboo rayon sangat bersahabat dengan iklim tropis yang panas dan lembap berkat karakteristik kainnya yang ringan dan sejuk.
Sustainable Development Denim
Bukan suatu rahasia bahwa pembuatan denim atau jeans membutuhkan air bersih dalam jumlah yang luar biasa banyak. Air tersebut digunakan baik saat injeksi warna maupun proses pencucian. Pada pabrik denim konvensional, limbah cair yang dihasilkan biasanya dibuang begitu saja mengalir ke sungai hingga ke laut. Ini menyebabkan rusaknya ekosistem air darat dan laut, berujung pada pengurangan jumlah ikan di alam liar hingga jauh di atas batas kewajaran. Di sisi lain, kebutuhan dan permintaan pasar denim selalu ada kalau tidak selalu meningkat. Kabar baiknya, sejumlah produsen denim telah menerapkan pengolahan limbah secara saksama sebelum dilepas kembali ke alam bebas. Limbah cair hasil pencucian denim melalui tahap purifikasi hingga kembali menjadi air murni dan bersih. Pada pabrik mereka, air yang sudah dimurnikan akan ditampung pada sebuah kolam di laboratorium yang berisi ikan hidup sebagai penanda keberhasilan proses tersebut. Produsen denim yang telah menerapkan praktek demikian akan mendapatkan sertifikasi khusus dan bisa dicantumkan pada hangtag produk jeans atau jaket denim yang dihasilkan.
Salah satu pendiri The Bespoke Fashion Consultant, Melinda Babyanna, telah menjadi pemerhati sustainable fashion sejak awal dekade 2010-an saat bekerja sebagai jurnalis mode. Langkah tersebut diteruskan saat dia beralih profesi sebagai fashion retailer. Prinsip mode berkesinambungan yang Melinda yakini didukung secara penuh oleh sahabatnya, co-founder TBF Consultant Devi Asmarasari, yang juga berpengalaman di bidang retail mode.
TBF Consultant saat ini bekerja sama dengan sejumlah produsen tekstil dan pakaian yang telah memegang sertifikat ramah lingkungan. Bulan Ramadhan kemarin, TBF Consultant membidani proyek scarf dan prayer’s robe yang ramah lingkungan oleh pengusaha-sosialita-filantrop Lia Candrasari menggunakan material dari Tencel. Dan akhir tahun 2020, TBF Consultant akan meluncurkan sebuah proyek sustainable denim yang digagas oleh public affair expert Donna Priadi.
Jika Anda desainer mode dan pemilik label – juga Anda yang saat ini sedang mempertimbangkan membangun usaha fashion retail – ingin menanamkan konsep mode berkesinambungan, dapat berkonsultasi pada TBF Consultant agar dapat menghasilkan produksi barang mode dengan optimal.