Pendapat dari International Director divisi supply chain & logistics solutions dari Jones Lang LaSalle di atas jelas disepakati seluruh umat manusia saat ini. Baik yang berada di Indonesia maupun luar negeri. Baik yang menekuni mode atau bidang usaha lainnya. Seluruh aspek bisnis dan semua negara terkena imbas dari isu pandemi Covid-19.
Di Indonesia sendiri, terutama kota Jakarta, semangat konsumen kembali melemah sejak PSBB (Pembatasan Sosial berSkala Besar) babak kedua ditetapkan pada pertengahan September 2020. Dengan ketidakkondusifan kegiatan ekonomi tempat berputarnya 70% uang Indonesia, wajar bila pelaku bisnis mode lagi-lagi merasa ketar-ketir atas kelangsungan usahanya.
Meski ada beberapa modul “Bagaimana Cara Lolos dari Jurang Covid-19” tersebar di LinkedIn dan Instagram –versi berbayar dan gratis, formula baku yang manjur untuk selamat dari fluktuasi pasar di era pandemi belum ada. Sejatinya, hal yang sama berlaku pula untuk rumus sukses di kondisi normal. Bidang mode termasuk di dalamnya. Contoh nyata adalah Calvin Klein era Raf Simons, di mana sinergi divisi kreatif dan bisnis sangat kuat, dukungan media mode masif, serta pemecatan berbagai kepala divisi yang tak sejalan malah membuahkan kerugian terbesar sepanjang sejarah label Americana tersebut.
Bagaimanapun, The Bespoke Fashion Consultant selaku fashion consultant pertama di Indonesia akan selalu mendukung progresivitas dunia mode bangsa. Dengan berbagai penglihatan dan perkiraan, lima langkah ini mesti dipertimbangkan semua pemain bisnis mode Nusantara.
- Mengatur sisi finansial lebih bijak lagi; perusahaan dan personal.
Penghematan pada keuangan perusahaan (fashion label) sudah pasti sesuatu yang absolut. Namun, keuangan pribadi sang pemilik juga tidak kalah penting. Pada fase tertentu, akan ada pengeluaran yang tidak terduga sehingga fashionpreneur harus merogoh kocek guna menstabilkan keadaan perusahaan atau membuat sebuah terobosan baru. Apakah berarti Anda tidak boleh berbelanja sama sekali? Tentu tidak. Jika semua orang terlalu frugal, perputaran uang secara makro akan tergerus dan negara akan berujung pada krisis. Selain itu, pembelanjaan pada produk berbasis komunitas akan mendukung keberlangsungan bisnis Anda. Intinya, susun skala prioritas pembelanjaan perusahaan dan personal Anda dengan sangat cermat.
- Penyesuaian pada sisi idealisme kreatif tidak akan berdampak buruk.
Seluruh desainer dan pelaku pasar mode tahu, bahwa idealisme kreatif sangat dibutuhkan dalam sebuah fashion business. Namun sisi tersebut memiliki harga tersendiri dan di fase ini seluruhnya mesti dipertimbangkan kembali. Terobosan memang selalu dibutuhkan, tetapi alangkah baiknya sisi pragmatis lebih diberatkan, apalagi jika perusahaan Anda sudah berada di titik kesulitan keuangan.
- Perluas wawasan Anda dengan desk researchs.
Tahukah Anda sejumlah desainer dapat sukses lewat kecermatan mereka dalam membaca situasi dunia, pergerakan selera pasar dan aplikasi tren? Phoebe Philo misalnya, sangat mengerti bahwa di tahun 2010 belahan dunia barat masih merasakan dampak resesi dan akan malas tampil glamor. Dia yakin perempuan akan membeli fashion items yang fungsional. Berbekal dari keyakinan tersebut, dia mencatut Martin Margiela sebagai preseden dan menyelipkan tren yang didapatnya dari survei. Komposisi ini adalah hal yang sangat sulit karena membutuhkan pikiran praktis, keahlian empiris dan daya kreativitas. Kini, investasikan waktu Anda membaca dan memperhatian survei dan sejarah mode, analisa data dan ramalan tren dan retail yang secara pasti akan mempengaruhi Anda dalam pengambilan langkah dan keputusan bisnis mode.
- Menerapkan sistem merchandising yang berkaitan dengan Covid-19 secara saksama.
Karena wabah ini belum jelas juntrungannya, ada baiknya bagi Anda untuk memproduksi fashion items yang popularitasnya naik semasa pandemi (lihat beberapa artikel The Bespoke Consultant lain yang secara khusus membahas tentang hal ini). Meski demikian, tentu saja Anda harus tetap sensible dan juga gerak cepat.
- Tetap berpikir positif.
Terdengar klise, namun ini adalah sumber kekuatan terbesar dalam diri untuk keberlangsungan label yang Anda urus. Anda harus tetap membimbing Anda sendiri dalam kondisi yang positif. Jika saat ini fashion label Anda seperti mengalami kebuntuan, yakinlah bahwa kondisi ini tidak akan selamanya. Dengan pikiran yang positif, Anda dapat belajar lebih banyak untuk melewati berbagai rintangan dan memiliki bisnis mode yang sukses di tahun atau musim berikutnya. Cara lain yang dapat menempatkan Anda dalam posisi yang positif adalah dengan menumbuhkan empati. Marcus Wainwright, pendiri Rag & Bone, mengungkapkan empati dalam surat terbuka yang dikirim melalui email kepada pelanggan, menyampaikan bahwa perusahaan yang berbasis di New York itu sangat memperhatikan kesehatan karyawan dan pelanggan mereka. Rag & Bone dengan cepat mengubah cara berbisnis, menerapkan diskon besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya secara online dan mengarahkan produsennya yang berbasis di Amerika untuk membuat masker. Pelindung pernapasan tersebut dijual dengan persentase sumbangan per item yang diberikan kepada badan amal makanan yang berbasis di New York.
The Bespoke Fashion Consultant adalah fashion consultant pertama di Indonesia yang memberi perhatian khusus pada isu Covid-19. Sebagai layanan komunitas kepada bisnis mode Indonesia, TBF Consultant mengadakan konsultasi gratis pada setiap hari Kamis bagi para perintis fashion label dan desainer mode Indonesia. Anda dapat membukukan perjanjian pada website ini atau via akun Instagram kami di @tbfconsultant.