Semua berawal dari sebuah sekolah seni di Jerman yang berpindah tempat tiga kali sejak didirikannya pada tahun 1919 hingga ditutup rezim Nazi di tahun 1933. Meski berumur pendek, Bauhaus sendiri beralih menjadi sebuah pergerakan yang begitu berpengaruh dalam beraneka rupa industri serta sisi kehidupan, dan mode termasuk di dalamnya. Bahkan puluhan tahun berikutnya, pergerakan ini menjadi salah satu inspirasi terbesar bagi para desainer mode dan menjadi proyeksi tren untuk koleksi yang akan dirilis pada tahun mendatang, 2021.
Menelisik arsip koleksi besutan Karl Lagerfeld (Chanel dan Fendi), Phoebe Philo (Céline dan Chloé), Nicholas Ghesquière (Balenciaga dan Louis Vuitton), dan Mary Katrantzou, dapat dipastikan bahwa pengaruh Bauhaus pada fashion scene terlihat sangat jelas. Beberapa dari mereka juga secara eksplisit menyertakan inisial Bauhaus atau membuat seri khusus dengan nama tersebut. Semangat seni-praktis Bauhaus pun begitu terasa pada koleksi gaun Mondrian karya Yves Saint Laurent tahun 1965, walau mengambil motif lukisan dari seniman De Stijl.
Secara harfiah, kata ‘Bauhaus’ dalam bahasa Jerman memiliki makna ‘membangun rumah’ karena diprakarsai oleh seorang arsitek bernama Walter Gropius. Dasar wujud dari gaya Bauhaus adalah bidang geometri struktural khas cikal bangunan fungsional dan modernist yang dalam perkembangannya, terpecah menjadi berbagai cabang estetika. Ini yang membuat Bauhaus sebagai pergerakan seni dan desain begitu unik. Gaya Bauhaus tidak seperti neoklasik, belle epoque atau surealisme yang memiliki ciri khas yang eksak. Penyebab utama ‘perpecahan’ indah ini adalah semangat Gropius dalam mengusung modernisasi, kebebasan dan pragmatisme hingga akhir hayatnya.
Bauhaus bisa berbentuk geometris dengan tabrak warna berkat pengaruh De Stijl –merujuk karya Wassily Kandinsky, Josef Albers, Peter Keler dan László Moholy-Nagy. Rupa estetika ini yang terlihat pada koleksi Céline spring/summer 2013 dan Chanel fall/winter 2014. Di sisi lain, Bauhaus juga bisa menjadi angular bila mengambil referensi dari teko teh Marianne Brandt, lampu Wilhelm Wagenfeld, dan arsitektur Mies van der Rohe. Gaya ini ke selanjutnya mempengaruhi interpretasi kita akan dunia futuristis bernuansa sudut tegas. Penggemar rupa ini di bidang mode sangat jamak, mulai dari Calvin Klein, Helmut Lang, Virgil Abloh, Alexander Wang hingga contoh yang paling nyata: tas Bao Bao dari Issey Miyake.
Tidak berhenti sampai di situ, wujud Bauhaus dapat menjelma dalam kesan naturalis dengan aplikasi elemen alam. Salah satu contoh yang tertera adalah penggunaan kayu dengan serat yang masih terlihat dengan absennya ukiran rumit. Kita bisa melihat gaya tersebut dalam buah desain Josef Hartwig, Marcel Breuer dan Alvar Aalto. Pengikutnya dalam mode? Sebut Hussein Chalayan, Rejina Pyo, Cult Gaia hingga desainer yang saat ini paling digilai para fashionista berkat karya gemilangnya untuk rumah mode Bottega Veneta: Daniel Lee.
Kendati penggemar Bauhaus dalam bidang mode sudah cukup banyak, pengembangan intepretasinya masih bisa sangat luas. Lantas, bagaimana dengan Anda? Penerapan seperti apa yang dapat Anda lakukan demi mengembangkan aliran yang tahun lalu genap berusia satu abad ini?