3 Tipe Konsumen Baru yang Terbentuk Akibat Pandemi

"Mulai tahun 2020 hingga beberapa tahun ke depan, para pelaku bisnis fashion akan menemui ketiga tipe konsumen ini. Apa saja?"

Tak bisa dipungkiri, meningkatnya teknologi digital serta pandemi Covid-19 yang terjadi tahun 2020 lalu hingga saat ini telah meninggalkan dampak pada berbagai bidang dan sektor. Jejak tersebut bukan hanya di industri pangan, industri fashion pun ikut terkena imbasnya.

Setidaknya, hal ini dipaparkan oleh WGSN sebagai Global Authority on Trend Forecasting yang berlokasi di Inggris.

“Setiap industri akan mengalami perubahan dunia baru dan menemukan pergeseran minat konsumen baru. Itulah sebabnya para pelaku industri perlu menawarkan banyak varian produk dan pengalaman penggunaan produk yang baru sesuai dengan tipe konsumen masing-masing,” jelas Carla Buzasi selaku Managing Director dari WGSN.

Dengan latar belakang di atas, WGSN yang memiliki pengalaman sebagai tren forecasting memperkirakan adanya perubahan nilai serta perilaku konsumen yang akan terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan. Perilaku yang dimaksud adalah minat terhadap produk hingga keinginan untuk membeli produk.

“Penelitian ‘Future Consumer 2022’menampilan tiga tipe profil konsumen baru yang akan mengubah industry fashion. Hal ini diteliti dari skala prioritas, consumer sentiments, studi kasus, hingga engagement strategies,”

Jika Anda merupakan salah satu orang yang bergerak di industri fashion, simak beberapa perubahan perilaku konsumen berikut:

The Stabilizers

Semua hal di sekitar kita terasa tidak pasti akhir-akhir ini. WGSN mengelompokkan tipe konsumen yang pertama sebagai The Stabilizers.

Secara umum, mereka menginginkan suatu hal yang lebih sederhana dan mudah diterima oleh akal sehat dalam menghadapi “new normal”.Demografi ini dijelaskan lebih lanjut oleh WGSN sebagai konsumen terbesar dan perlu diperhatikan secara spesifik.

Orang-orang yang masuk di dalam kategori ini adalah kelompok millennial dan zillenial. Mereka cenderung memilih produk dan pengalaman berbelanja yang sederhana, perjalanan yang singkat, pilihan produk terbatas namun esensial, dan straight to the point.

Jika diterjemahkan lebih lanjut mereka menyukai sistem belanja online yang mudah, off-line store yang cerah, serta jenis SKU yang tidak terlalu banyak.

Ingin menawarkan sistem belanja lewat e-commerce pada kelompok ini? Berfokuslah pada informasi produk yang jelas, size-ing yang mudah dibaca, pilihan warna yang tersedia, hingga kata kunci yang tidak bertele-tele. Perjalanan e-commerce yang rumit berisiko ditinggalkan oleh kelompok ini, bahkan sebelum melakukan proses pembelian produk selesai.

The Settlers

Konsumen ini masih didominasi oleh millennial dan zillenial. Bedanya, mereka merupakan kelompok orang-orang terbagi dalam kelompok pekerja dan kelompok “geng sepermainan” yang saling memberi dukungan. Komunitas, menjadi kata kunci terpenting dalam kelompok ini.

Komunitas ini sangat mendukung setiap hal yang dilakukan oleh anggota lain dalam komunitasnya. Produk local yang sarat dengan kepedulian lingkungan hingga kepedulian sosial, sangat menarik minat orang-orang dalam kelompok ini.

Jadi jika Anda ingin “bermain” dalam kelompok konsumen ini, perhatikan setiap value hingga DNA brand yang akan Anda miliki. Karena, The Settlers tidak hanya memerhatikan kualitas visual produk yang Anda miliki, tapi juga nilai lebih dari produk yang mereka beli. Mereka bahkan tidak keberatan untuk membeli produk pre-loved asalkan produk tersebut memang memiliki nilai yang baik.

The New Optimist

Jenis konsumen ini terbentuk dari berbagai rasa cemas dan ketakutan yang tidak pasti dalam dunia ini. Kelompok ini sangat mengutamakan sosialisasi dan mendengarkan pendapat dari orang lain.

Misalnya, jika ia ingin membeli suatu produk maka ia akan meminta pendapat dari orang yang dipercaya. Atau, ia akan membeli suatu produk dan mencobanya hanya karena orang yang dipercayainya pernah mencoba dan mempersuasi bahwa produk itu sangat nyaman.

Sebagai salah satu pelaku pasar, Anda perlu memerhatikan komunikasi yang tepat. Pastikan bahwa produk yang dijual dapat digunakan oleh setiap orang, di segala usia. Tidak ada salahnya juga untuk melakukan shopping livestream. Wadah ini bisa menjadi ajang The New Optimist bertanya langsung kepada penjual.

Selain itu, pelaku bisnis juga perlu membuat pengalaman berbelanja produk menjadi lebih sharable (mudah dibagikan) ke orang lain. Tujuannya agar orang tersebut dapat memperoleh gambaran produk yang hendak dibelinya.

Itulah tiga tipe konsumen yang perlu Anda perhatikan sebagai hasil dari perubahan minat konsumen beberapa waktu belakangan ini.  Masih saja ragu untuk memulai mendirikan fashion brand? Tenang, we are here to help. Simply contact us for further info, ya!

Share this post:

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin